Batin saya pun bertanya, “Apakah Indonesia akan menjadi lebih baik jika bangsanya pun tak memiliki mimpi yang ingin dicapai untuk negaranya?” Saya yakin bahwa setiap kebaikan bermula dari sebuah mimpi.

Saya bekerja di sebuah perusahaan taksi terbesar di Indonesia. Setiap harinya saya mengemudikan taksi dan mengantar para penumpang dari satu tempat ke tempat lainnya di ibu kota, Jakarta. Setiap harinya saya mengais rezeki di jalanan ibu kota yang penuh kemacetan. Biasanya saya mulai bekerja pukul 7 pagi dan kembali bekerja pukul setengah 11 malam. Saya menjalaninya setiap hari Senin sampai dengan hari Jumat.

Di sela padatnya waktu saya untuk mencari penghidupan di jalanan ibu kota, saya menyempatan waktu untuk menimba ilmu setiap akhir pekan. Setiap hari Sabtu saya kuliah di Institut Bisnis Nusantara. Saya selalu bermimpi untuk menyelesaikan belajar saya dan meraih gelar sarjana di jurusan yang saya ambil, yaitu Marketing Komunikasi. Sedangkan hari Minggu saya gunakan untuk kehidupan sosial dan waktu berlibur serta istirahat buat saya.

Di sela-sela saya mengemudikan taksi, saya juga menyempatkan diri mengambil dan mengantarkan buku-buku dari donatur ke sekretariat Komunitas 1001 buku. Setelah itu, buku-buku tersebut akan didistribusikan ke beberapa taman baca di seluruh Indonesia, dari Sabang sampai Merauke. Dengan sukarela melakukan ini, saya ingin berkontribusi bagi anak-anak Indonesia. Saya ingin anak-anak Indonesia mendapatkan buku bacaan yang berkualitas. Karena saya percaya bahwa buku membawa banyak manfaat bagi anak-anak Indonesia.

Sebuah Mimpi dan Harapan untuk Indonesia

Sedari dulu saya memiliki mimpi untuk memiliki buku yang dapat dibaca oleh banyak orang dan memberikan manfaat bagi orang lain. Kemudian, saya pun bermimpi untuk dapat menulis dan menerbitkan sebuah buku yang berisi tentang mimpi dan harapan para penumpang saya akan hidup mereka dan untuk Indonesia. Karena setiap hari saya bertemu dengan penumpang-penumpang saya, merekalah yang terbersit dalam pikiran saya. Merekalah inspirasi bagi hidup saya.

Saya pun yakin bahwa setiap orang memiliki mimpi dan harapan akan hidup mereka. Setiap orang memiliki kisah dan cerita hidupnya masing-masing. Saya pun percaya bahwa tiap orang memiliki mimpi dan harapan. Saya pikir ide tersebut bagus untuk buku saya kelak. Saya pun ingin membantu mengingatkan orang lain akan mimpinya dan dengan menuliskannya saya yakin akan memotivasi mereka untuk mewujudkannya.

Saya pun memulai mewujudkan mimpi saya tersebut dengan menyediakan satu buah buku yang para penumpang saya bisa isi. Buku Harapan, begitu saya menyebutnya. Setiap kali penumpang masuk ke dalm taksi saya, saya pun menyodorkan buku tersebut kepada mereka dan meminta mereka untuk menuliskan mimpi dan harapan mereka dan untuk Indonesia. Saya berharap saya bisa mengumpulkan tulisan-tulisan para penumpang tentang mimpi dan harapan mereka menjadi sebuah buku.

Sebuah Optimisme yang Dianggap Sebelah Mata

Tantangan berikutnya pun datang. Beragam tanggapan pun datang ketika saya menyodorkan Buku Harapan dan meminta para penumpang mengisinya. Banyak yang bertanya-tanya dan menaruh curiga pada saya. Ada yang bertanya untuk apa, apakah ini tugas kuliah, apakah ini sebuah penelitan, apakah saya menyamar dan sebenarnya bukan seorang pengemudi taksi. Bahkan ada yang menyangka saya adalah seorang anggota intelegen negara.

Tak semua penumpang saya mau mengisi buku itu. Banyak yang mau mengisinya, tetapi banyak juga yang menolak untuk mengisinya. Alasannya bermacam-macam. Ada yang beralasan malu untuk menuliskan mimpi dan harapannya, merasa kerepotan dan malas harus menulis di dalam mobil, dan tidak memiliki mimpi apalagi mimpi dan harapan untuk Indonesia. Untuk alasan yang terakhir, mereka bilang bahwa sudah pesimis terhadap keadaan Indonesia.

Tapi, batin saya pun bertanya, “Apakah Indonesia akan menjadi lebih baik jika bangsanya pun tak memiliki mimpi yang ingin dicapai untuk negaranya?” Saya yakin bahwa setiap kebaikan bermula dari sebuah mimpi.

Beragam tanggapan itu membuat saya tak menyerah dan membuat saya lebih semangat untuk mengumpulkan mimpi dan harapan untuk bangsa Indonesia.

“Semoga mimpi saya pun segera tercapai, yaitu untuk menerbitkan buku sejuta mimpi dan harapan untuk Indonesia.”

Semoga Indonesia lebih baik ke depannya. Saya sangat berharap bisa selalu menginspirasi dan menyemangati orang lain dengan aksi kecil saya. Saya harap begitu.

Oleh : Bayu Ahmad Dianto

Artikel ini pernah terbit dan tayang di laman trivia.id tanggal 29 Maret 2016

Categories: Blog

2 Comments

Nana · February 2, 2024 at 9:00 am

MasyaaAllah, perjalanan hidup yang luar biasa.
Kagum dengan ide Mas Bayu menyiapkan sebuah buku untuk ditulis oleh para penumpang Blue Bird.
Semoga apa yang dicita-citakan terwujud, aamiin
Semangat.

    Caca · February 3, 2024 at 2:09 pm

    Semangat terus, terus lah bermimpi. Jika kita berani bermimpi maka kita harus bernni melangkah untuk mewujudkan impian kita.. aku termasuk orang yg percaya dgan impian 😆 karena berapa kali imoianku terwujud meski butuh wktu yang lama. Bissmillah kita bisa😆

Leave a Reply

Avatar placeholder

Your email address will not be published. Required fields are marked *